Menjadi Orang Tua
Mengenal Makanan Pendamping ASI (MPASI) dan Panduan WHO
03 May 2024
Mengenal Makanan Pendamping ASI (MPASI) dan Panduan WHO
03 May 2024

Orang tua memiliki banyak kewajiban agar selalu membantu perkembangan anak sehingga dia bisa tumbuh dengan sehat. Hal krusial yang wajib dipahami dan tidak boleh diabaikan yaitu mempelajari tentang apa itu MPASI sebab hal ini harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai MPASI, mari perhatikan informasi dan penjelasan berikut.

Apa Itu MPASI?

Pada dasarnya, MPASI merupakan istilah yang diambil dari Makanan Pendamping Air Susu Ibu, untuk itu dapat diartikan bahwa MPASI adalah makanan yang disarankan untuk dikonsumsi bayi setelah mencapai umur tertentu. Pemberian MPASI ini dilarang dilakukan secara asal, sebab anak yang masih kecil tentunya mempunyai sistem pencernaan yang masih belum mampu mengolah sumber makanan terlalu berat.

Bayi yang usianya mencapai lebih dari 6 bulan akan memerlukan lebih banyak mineral, karbohidrat, dan kebutuhan gizi lain yang tinggi. Meskipun ASI telah mendukung kebutuhan gizi tersebut, akan tetapi bayi tetap memerlukan gizi tambahan dari makanan lain sekaligus demi membantu si kecil agar terbiasa mengonsumsi hal lain selain ASI.

Pemberian MPASI Menurut WHO

Pada akhir tahun 2023 kemarin, pihak World Health Organization telah merilis panduan terbaru yang menjadi acuan bagi masyarakat seluruh dunia ketika ingin memberikan MPASI pada bayi yang berusia 6 hingga 23 bulan. Terdapat beberapa perubahan yang tertulis pada buku panduan terbaru tersebut karena merupakan perkembangan dari buku yang sebelumnya. Ada beberapa poin penting yang harus diingat pada buku panduan yang sudah dikeluarkan oleh WHO itu, seperti:

  1. Usia untuk Mengenalkan MPASI
    Buku Panduan WHO menjelaskan bahwa usia yang tepat untuk memulai MPASI adalah ketika bayi sudah berusia 6 bulan 18 hari. ASI memang memiliki zat besi yang sudah tersedia secara hayati, akan tetapi ada kasus di mana bayi memiliki risiko defisiensi zat besi terlebih apabila si kecil lahir secara prematur.

    Pemberian MPASI ini akan memberikan manfaat besar untuk ibu yang merasa khawatir akan kecukupan ASI bayi. Memasuki umur 6 bulan, si kecil pun mulai memiliki kemampuan untuk memakan sumber makanan tertentu meskipun hanya mampu mengolahnya jika teksturnya lembut.

  2. Sumber Makanan
    WHO turut menyatakan bahwa anak dalam rentang usia 6 – 23 bulan harus mengonsumsi makanan yang beragam. Menu yang disarankan adalah sumber hewani, dan jika ternyata mengalami keterbatasan sumber hewani, maka usahakan untuk memperbanyak sayuran kacang atau biji-bijian.

    Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati yang sempurna karena mengandung banyak serat serta nutrisi yang penting. Tidak hanya sumber hewani dan nabati semata, namun orang tua juga dapat memberikan sayur serta buah untuk si kecil sebagai pemenuhan kebutuhan mineral, vitamin, hingga serat.

  3. Makanan yang Harus Dihindari
    Selain memberikan anjuran sumber makanan, WHO juga menuliskan beberapa daftar makanan yang wajib untuk dihindari oleh bayi. Orang tua dilarang untuk memberikan makanan yang memiliki kandungan tinggi gula, lemak trans, dan juga garam karena akan menyebabkan pengaruh buruk terhadap kesehatan si kecil.

    Makanan yang memiliki kandungan pemanis buatan atau pun pemanis non-gula juga wajib untuk dihindari. Tidak hanya itu, namun anak juga tidak boleh dibiasakan meminum jus buah karena mereka harus terbiasa mengonsumsi makan buah, bukan meminumnya.

    Beberapa orang tua mungkin masih memberikan anak-anak makanan yang berasal dari produk ultra prosesyang diproduksi dengan bahan kimia tertentu. Pihak WHO pun telah melarang produk tersebut untuk diberikan pada bayi yang masih kecil untuk menghindari bahaya terhadap kesehatan si kecil.

  4. Anjuran Suplemen
    Apabila ternyata bayi masih merasa kesulitan dalam memenuhi gizi hariannya, maka bayi diperbolehkan untuk mengonsumsi suplemen atau produk yang sudah difortifikasi. Sereal yang sudah melewati proses fortifikasi akan membantu peningkatan asupan mikronutrien sehingga bayi diperbolehkan untuk mengonsumsi MPASI biji-bijian. 

    Akan tetapi, suplemen tersebut tidak terlalu dianjurkan untuk bayi yang sehat. Pemberian suplemen itu hanya diperbolehkan bagi bayi yang sedang mengalami kekurangan nutrisi secara signifikan dan suplemen tersebut disarankan untuk diberikan pada jumlah yang kecil saja.

  5. Rekomendasi Susu
    Meskipun bayi sudah mulai harus diperkenalkan dengan MPASI ketika berusia 180 hari, akan tetapi bayi masih tetap harus diberikan ASI. Namun, jika ternyata bayi mengalami kesulitan untuk mengonsumsi ASI dari ibu, pihak WHO merekomendasikan jenis susu seperti apa yang dapat diminum oleh anak-anak.

    Bayi dengan rentang usia 6 – 11 bulan dapat meminum susu hewan ketika tidak mengonsumsi ASI. Susu hewani yang ingin diberikan kepada si kecil lebih baik merupakan susu yang memang memiliki kandungan penuh lemak.

    Sedangkan bayi dengan usia 12 hingga 23 bulan disarankan untuk meminum susu binatang. Susu dari hewan murni mempunyai kandungan gizi yang begitu berkualitas, oleh karena itu orang tua dapat memberikan susu hewan dan susu yang tidak memiliki pemanis buatan.


Kesimpulan

Bisa disimpulkan bahwa MPASI merupakan makanan yang diberikan oleh si kecil untuk membantu pemenuhan gizinya. Ada beberapa anjuran dari WHO terhadap pemberian MPASI yang terbaru, seperti:

  1. Makanan yang dikonsumsi harus beragam serta sumbernya harus sehat
  2. Anak sangat disarankan meminum susu hewani
  3. Anak kecil dilarang mengonsumsi suplemen kecuali demi membantu pemenuhan gizi

Itulah informasi mengenai MPASI yang sesuai seperti panduan dari pihak WHO. Dengan menerapkan penjelasan dan panduan yang ada di atas, maka pertumbuhan dan pemenuhan gizi si kecil pun menjadi lebih terpenuhi lagi.