Kecerdasan visual spasial diartikan sebagai kemampuan terampil dalam membayangkan, mengingat, dan memanggil kembali bayangan-bayangan visual. Orang dengan kecerdasan ini juga pandai mengubah dan memodifikasi suatu citra ruang dan tempat. Anak-anak dengan kecerdasan visual spasial sangat piawai dalam mengingat wajah, gambar, hingga detil-detil tertentu. Mereka juga dapat memvisualisasikan sebuah objek dari sudut-sudut yang berbeda.
Umumnya, sekolah hanya menekankan pada kecerdasan bahasa seperti latihan membaca, menulis, dan pemahaman mengenai keduanya serta fokus pada kecerdasan kalkulasi-matematis. Potensi kemampuan visual spasial anak-anak seringkali berkembang di luar lingkungan sekolah. Laman Parenting Science merilis beberapa cara untuk memaksimalkan potensi anak dengan kecerdasan visual spasial:
1. Dorong Anak untuk Mengeksplorasi Lingkungan Sekitarnya
Dengan mengajak anak mengeksplor lingkungannya, anak-anak akan belajar banyak mengenai bentuk-bentuk suatu benda dan ruangnya. Indra peraba berkembang lebih awal di masa balita daripada indra penglihatan. Perkembangan kecerdasan visual spasial tidak tumbuh begitu saja. Anak-anak harus dengan sadar menerima pengalaman baru dari lingkungannya misalnya dengan merasakan langsung bentuk dan tekstur suatu benda, serta menyentuh-raba objek tersebut secara langsung.
2. Stimulasi Kemampuan Visual Spasial Anak Melalui Percakapan
Orang tua dapat mengembangkan kemampuan mental spasial anak dengan stimulasi percakapan. Misalnya dengan mengajak anak berbicara tentang ketepatan ruang. Percakapan dapat dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sayuran ini muat dimasukkan ke dalam keranjang kita?, Bagaimana air di dalam botol dapat berubah bentuk ketika dimasukkan ke dalam mangkok? dan percakapan – percakapan lainnya.
3. Sediakan Mainan Menyusun Blok atau Bangunan
Untuk memaksimalkan potensi kecerdasan visual spasial anak, orang tua dapat menyediakan mainan blok menyusun bangunan atau citra gambar seperti lego, puzzle, dan mainan-mainan sejenisnya. Anak – anak cenderung lebih baik dalam kemampuan visual spasialnya karena mainan tersebut menantang anak untuk membayangkan bangunan yang akan ia susun, kemudian mengaplikasikannya dengan blok-blok tersedia hingga menjadi bentuk yang diinginkan. Ia juga dapat mengembangkannya sendiri sesuai kemauannya.
4. Cobalah Origami
Seni tradisional lipat kertas dari Jepang atau origami dapat jadi opsi melatih kemampuan mental spasial anak dan mengembangkan pengetahuan anak mengenai geometri. Melalui lipatan kertas, anak dapat belajar struktur bentuk yang ia buat, baik itu panjang, lebar, dan tinggi suatu objek.
5. Ajari Anak Membaca Peta atau Sekalian Membuatnya
Aplikasi simpelnya dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain mencari harta karun dengan peta yang dibuat oleh orang tua. Dengan menyembunyikan suatu hadiah di tempat tertentu di ruang rumah, anak dapat belajar memahami lokasi peta ruang tamu, dapur, kamar depan, dan mengeksplor tempat-tempat berdasarkan citra yang sudah dituangkan di lembar kertas. Apabila anak sudah paham, ia bisa menyusun sendiri peta sederhana mengenai lokasi lingkungan tempat tinggalnya.
Anak-anak dengan kecerdasan visual spasial, jika dilatih dengan baik akan sangat bermanfaat bagi masa depannya. Orang yang terampil dalam kemampuan visual spasial berpotensi menjadi arsitek, artis, perancang tata kota, desainer grafis, fotografer, pematung, hingga seniman.
“Tetap semangat dan lengkapi upaya Anda dalam menjaga kesehatan dengan proteksi dari Asuransi Kesehatan BNI Life. Untuk informasi lebih lengkap tentang produk yang sesuai dengan kebutuhan dan rencana masa depan Anda, kunjungi Kantor Cabang BNI di kota Anda atau jelajahi situs www.bni-life.co.id.”
Artikel ini didukung oleh : tirto.id