Siaran Pers
Hadapi Tahun Politik, BNI Life Optimistis Pendapatan Premi Tumbuh 19%
15 Feb 2024
Siaran Pers
Hadapi Tahun Politik, BNI Life Optimistis Pendapatan Premi Tumbuh 19%
15 Feb 2024

PT BNI Life Insurance atau BNI Life targetkan pertumbuhan premi di tahun 2024 ini mencapai 19%. Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan menargetkan pendapatan premi di tahun 2024 ini sebesar Rp 6,4 triliun atau tumbuh sekitar 19% dari total pendapatan premi 2023. 

Meski di tahun 2024 ini tengah dilangsung pemilihan umum, Eben mengatakan BNI Life tetap optimis untuk mencapai target yang telah ditentukan.

"Kami optimis bisnis asuransi jiwa akan tumbuh dan mencapai target tahun ini walaupun tahun ini adalah tahun politik di Indonesia dan adanya isu geopolitik," jelas Eben pada Kontan, Kamis (15/2). 

Mengawali tahun 2024 ini Eben mencatat pendapatan premi BNI Life pada Januari 2024 sebesar Rp 556 miliar tumbuh 1% YoY.

Menurutnya angka tersebut cukup baik untuk mengawali tahun ini. Eben melihat pangsa pasar asuransi di Indonesia yang masih luas dan minat masyarakat atau kepedulian masyarakat terhadap pentingnya memiliki asuransi juga semakin baik.

"Hal inilah yang mendorong pertumbuhan industri asuransi," ujarnya. 

Eben mengungkapkan di 2024 BNI Life akan fokus untuk menjual produk-produk tradisional dan produk premi reguler untuk mendongkrak pendapatan premi dari segmen bancassurance, namun tetap memasarkan produk unit link yang masih memiliki potensi untuk tumbuh.

Guna mencapai target-target yang telah ditentukan, Eben juga mengungkapkan sejumlah strategi yang disiapkan BNI Life. 

Strategi tersebut di antaranya BNI Life akan mempertahankan produk premi reguler dan profitable, mengoptimalkan kinerja hasil investasi serta menerapkan otomatisasi dan digitalisasi proses bisnis.

"Kami juga akan fokus pada peningkatan kapabilitas dan produktivitas sumber daya manusia," ucapnya.

Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia memproyeksikan industri asuransi jiwa akan mengalami perbaikan kerja (rebound) di tahun 2024. AAJI juga memproyeksikan industri asuransi akan meraih premi mencapai Rp 192,2 triliun. 

Menanggapi hal tersebut Eben mengatakan proyeksi tersebut masih dapat dikatakan realistis, namun juga dapat mengalami volatile yang tergantung dengan sejumlah faktor.

"Masih realistis tapi tergantung juga dengan kondisi ekonomi, tren industri, kebijakan pemerintah dan hal lainnya," jelas Eben.