Saat Si Kecil terlihat siap untuk menjalani toilet training, berikut adalah hal-hal yang bisa Anda lakukan:
Mulailah dengan menjelaskan penggunaan toilet untuk buang air kecil dan buang air besar. Katakan bahwa ketika ingin buang air kecil atau buang air besar, ia perlu untuk pergi ke toilet dan melepas popok atau celana dalamnya.
Agar Si Kecil “lebih dekat” dengan toilet, berikan contoh kepadanya terkait penggunaan toilet. Misalnya saat Anda ingin buang air kecil, ajak Si Kecil untuk pergi ke toilet, kemudian duduklah di toilet duduk dan jelaskan apa yang sedang Anda lakukan.
Tahap selanjutnya adalah mengenalkan penggunakan pispot khusus anak kepadanya. Anda bisa meletakkan pispot tersebut di kamar mandi dan ajari ia untuk menggunakanannya selayaknya Anda sedang duduk di toilet duduk.
Untuk mempermudah toilet training, kenakan Si Kecil celana yang mudah untuk dilepas dan dipakai secara mandiri. Selanjutnya ajari ia tata cara penggunaan toilet seperti:
Jadikan kegiatan ke toilet menjadi sebuah rutinias. Misalnya, setelah Si Kecil bangun tidur, Anda dapat mengajaknya untuk pergi ke toilet sebentar untuk BAK. Setelah 45 menit atau 1 jam mengonsumsi banyak cairan atau makan juga demikian, ajak ia untuk duduk di pispot.
Dengan menerapkan hal ini, Si Kecil akan mulai terbiasa menggunakan pispot atau toilet duduk. Agar Si Kecil tidak merasa bosan, bawa serta mainan kesayangannya ketika pergi ke toilet.
Berikan Si Kecil pujian atas apa yang dilakukannya selama menjalani proses toilet training. Puji setiap aktivitas yang berhasil ia lakukan untuk menambah kepercayaan dirinya di masa mendatang.
Ingat, selama proses ini jangan pernah meninggalkan Si Kecil sendirian tanpa pengawasan di dalam kamar mandi atau toilet demi menghindari kecelakaan, seperti terpeleset atau memasukkan sesuatu yang berbahaya ke dalam mulutnya.
Mengajari anak menggunakan toilet memang butuh kesabaran. Hari ini mungkin mereka mau mengikuti semua proses toilet training, namun kemaunnya bisa berubah pada keesokan harinya. Jadi, jangan paksakan jika memang Si Kecil tidak mau melakukannya. Bersabarlah hingga ia benar-benar terbiasa tanpa popoknya.
Sumber: Alodokter