Menjadi Orang Tua
Mengenali Tantrum pada Anak dan Cara Pencegahannya, Simak Penjelasan Medisnya!
06 May 2024
Mengenali Tantrum pada Anak dan Cara Pencegahannya, Simak Penjelasan Medisnya!
06 May 2024

Orang tua secara normal akan merasa frustrasi hingga panik ketika anak kecil mengalami tantrum. Meskipun ini merupakan kondisi yang sangat sering ditemui dan merupakan hal yang wajar, akan tetapi jika tantrum anak tidak segera selesai tentunya menjadi bencana buruk. Untuk itu, penting bagi orang tua dalam memahami secara mendalam tentang apa itu tantrum sekaligus bagaimana cara untuk mencegahnya.


Apa Itu Tantrum?

Dokter Spesialis Anak yang berasal dari RS. Pondok Indah yaitu dr. Robert Soetandio menjelaskan bahwa tantrum tidak termasuk penyakit, akan tetapi suatu gangguan yang harus diberikan penanganan khusus. Secara umum, tantrum ini terjadi pada anak yang usianya berkisar antara 1,5 hingga 2 tahun, kemudian akan menghilang ketika berusia 4 sampai 5 tahun. 

Berdasarkan penjelasan lanjutan dari dr. Robert, kondisi ini ditandai dengan anak yang marah-marah, menangis secara lantang, hingga keras kepala karena tidak bisa menenangkan dirinya. Tantrum memiliki kaitan dengan keterbatasan anak untuk mengomunikasikan apa yang dia rasakan atau inginkan kepada orang tuanya, sehingga dia hanya bisa mengamuk karena apa yang dia inginkan tidak segera dipenuhi.


Jenis Tantrum

Mengutip dari artikel yang telah ditulis oleh dokter anak yaitu dr. Evi Silviana, tantrum anak terbagi menjadi beberapa jenis. Berikut adalah jenis tantrum yang perlu dipahami oleh setiap orang tua agar dapat mengetahui penyebabnya:

  1. Tantrum Frustrasi
    Jenis tantrum yang pertama adalah tantrum frustrasi, yang terjadi sebab anak kecil masih belum dapat mengekspresikan dirinya secara baik. Menurut studi yang tertuang dalam jurnal Temper Tantrums, kondisi yang satu ini memiliki ciri khas yaitu anak bersikap agresif hingga cenderung ekstrem akibat merasa frustrasi dan marah.

    Tantrum frustrasi lebih sering dialami oleh anak yang berusia sekitar 18 bulan karena mereka masih merasa kesulitan untuk berbicara. Tidak hanya karena masalah komunikasi semata, namun tantrum frustrasi juga terjadi ketika anak gagal melakukan sesuatu atau merasa kelelahan dan kelaparan.

  2. Tantrum Putus Asa
    Kedua, ada tantrum putus asa yang justru berbeda dengan jenis tantrum lain karena anak akan cenderung bersikap diam. Si kecil terlihat merasa tidak berdaya, putus asa, hingga kehilangan semangat untuk melakukan sesuatu.

    Hal ini sering terjadi ketika anak mengalami ledakan emosi yang besar karena merasa tidak nyaman atau pun ketakutan. Akan tetapi, dia tidak berani untuk mengatakan apa yang dia rasakan sehingga si kecil pun merasa putus asa.

  3. Tantrum Manipulatif
    Selanjutnya, ada tantrum manipulatif yang muncul saat keinginan anak tidak bisa dipenuhi sesuai apa yang dia inginkan. Ketika orang dewasa menolak keinginan si kecil, maka mereka akan tantrum dengan berontak dan emosi. 

    Jenis tantrum ini disebut sebagai tantrum manipulatif karena tantrum yang dilakukan oleh anak terkesan dibuat-buat dengan tujuan agar orang lain memenuhi keinginannya. Cara terbaik untuk menenangkan anak yang melakukan tantrum manipulatif adalah dengan mengabaikannya, namun orang tua juga disarankan untuk menenangkannya dengan kata-kata yang mudah untuk dipahami.



Cara Mengatasi Tantrum

Orang tua harus selalu bersikap sabar dan tenang saat anak mengalami tantrum karena jika turut merasa marah, maka hal itu justru akan memperburuk keadaan. Berikut merupakan cara terbaik mengatasi tantrum yang wajib untuk dipahami:

  1. Ajak Ke Tempat yang Tenang
    Langkah pertama yang dapat diterapkan adalah dengan membawa si kecil untuk pindah ke tempat yang lebih sepi atau tenang. Jika si kecil sudah berangsur-angsur tenang, maka orang tua dapat menanyakan mengapa dia merasa marah. Selain itu, mengajak si kecil untuk beristirahat juga dapat menjadi langkah yang patut untuk dilakukan.

  2. Senantiasa Mengawasi Anak
    Ketika anak melakukan tantrum, terkadang si kecil akan melakukan hal-hal yang cukup berbahaya seperti lari ke jalan atau memukul tubuhnya sendiri. Oleh karena itu, orang tua harus senantiasa bersikap tenang dan menemaninya sehingga dia tidak merasa diabaikan. Orang tua juga dapat memeluk si kecil untuk membantu meredakan emosi meluap yang dia rasakan.

  3. Hindari Hukuman Fisik
    Kesalahan orang tua yang masih sering ditemui adalah memberikan hukuman fisik terhadap anak kecil yang sedang tantrum. Padahal, hukuman ini justru tidak akan membuatnya merasa tenang dan justru bisa menyebabkan terjadinya trauma masa kecil yang akan berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya di masa depan.

  4. Alihkan Perhatiannya
    Saat anak kecil melakukan tantrum manipulatif karena menginginkan hal tertentu seperti mainan, maka hindari untuk menurut kemauannya dengan tujuan untuk membuat anak diam. Sebab, hal tersebut justru akan membuatnya menganggap bahwa melakukan tantrum adalah hal yang berhasil. Untuk itu, orang tua disarankan untuk mengalihkan perhatian mereka dengan mengajaknya ke tempat lain atau memberikan camilan favorit ketika dia mulai terlihat rewel.


Kesimpulan

Bisa disimpulkan bahwa tantrum adalah kondisi ketika si kecil merasa frustrasi dan marah sehingga mereka pun berteriak. Meskipun belum ada cara pasti untuk membuat anak tidak tantrum, namun ada beberapa langkah yang dapat membantu mengatasi hal ini:

  1. Mengalihkan perhatian anak
  2. Tidak memberikan hukuman fisik seperti mencubit atau memukul
  3. Memeluk si kecil dan selalu mengawasinya
  4. Mengajak ke tempat yang lebih tenang

Itulah beberapa faktor penyebab tantrum sekaligus cara terbaik untuk mengatasinya yang bisa dilakukan. Jika tantrum yang dialami oleh anak tidak kunjung mereda, maka tidak ada salahnya untuk membawa si kecil ke dokter agar mendapatkan perawatan lebih lanjut.