Berita Perusahaan
Aset Investasi Asuransi Jiwa Terus Tumbuh, Paling Banyak di Reksadana
05 Aug 2021
Berita Perusahaan
Aset Investasi Asuransi Jiwa Terus Tumbuh, Paling Banyak di Reksadana
05 Aug 2021

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pasar modal yang masih bergejolak akibat kasus Covid-19 yang masih tinggi, aset investasi industri asuransi jiwa masih terus tumbuh hingga 11,66% year-on-year (yoy) pada paruh pertama tahun ini. Aset reksadana menjadi portofolio terbesar dari keseluruhan aset investasi di industri tersebut.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, aset investasi industri asuransi jiwa mencapai Rp 492,35 triliun hingga paruh pertama tahun ini. Sebagai perbandingan, di periode sama tahun lalu, aset investasi asuransi jiwa tercatat Rp 440,92 triliun.

Jika melihat portofolionya, aset di reksadana memiliki porsi paling besar dengan memberikan kontribusi 33,39% atau senilai Rp 164,39 triliun. Aset tersebut juga tumbuh 11,61% yoy dari periode sama tahun lalu sebanyak Rp 147,29 triliun.

Disusul, aset investasi di saham yang tumbuh 16,29% yoy menjadi Rp 137,88 triliun. Dengan demikian aset saham menjadi portofolio terbesar kedua dengan memberikan kontribusi sebesar 28%

“Kedua aset tersebut memang selalu mendominasi beberapa tahun belakangan dengan posisi yang sama dan kayaknya tidak akan ada perubahan ke depan,” ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu.

Beberapa perusahaan asuransi jiwa mencatatkan pertumbuhan aset. Misal, BNI Life yang hingga Juli 2021 mencatatkan aset investasi sebesar Rp 19,7 triliun atau tumbuh 12% yoy.

“Kenaikan aset karena didorong dengan adanya penerimaan premi dan hasil investasi,” ujar Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan.

Untuk penempatan investasinya, Eben menyebutkan, aset obligasi termasuk di dalamnya ada reksadana obligasi merupakan yang berkontribusi cukup besar dengan porsi 74%. Itu berarti, aset obligasi di BNI Life mencapai Rp 14,6 triliun.

Menurut Eben, besarnya kontribusi aset obligasi di BNI Life dikarenakan pasar obligasi cenderung lebih stabil bila dibanding pasar saham yang cukup volatile saat ini. Hanya saja, bukan berarti BNI Life tidak menempatkan aset investasi di saham sama sekali.

“Kami ada sedikit masuk ke saham yang masuk kategori IDX 30, LQ45 dan Kompas 100,” imbuh Eben.

Ke depan, Eben menyebutkan, BNI Life akan memanfaatkan momentum untuk  membeli saham IPO  yang potensial dan menurunkan alokasi pasar uang  untuk memaksimalkan investasi. Tentu dengan tetap berpedoman pada kebijakan strategi investasi perusahan dan ketentuan regulator.


Baca lebih lanjut: https://keuangan.kontan.co.id/news/aset-investasi-asuransi-jiwa-masih-terus-tumbuh-paling-banyak-di-reksadana?page=2